Desa Bejiharjo kini mulai menjadi pusat kunjungan belajar dari
berbagai daerah di Indonesia. Bukan hanya dari instansi pemerintahan tetapi
juga dari berbagai perguruan tinggi seperti yang dilaksanakan Mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Ratu Samban Bengkulu Utara pada Rabu
(22/11/2017) pagi di Pendopo Kantor BUMDes Maju Mandiri.
Sebagai Desa Rujukan, Dekan Fakultas Fispol, Yuni Indah, M.Si
memfokuskan pembelajaran pada 2 bidang, yakni administrasi keuangan desa dan
managemen pengelolaan BUMDes untuk pengembangan di daerah Bengkulu Utara.
Bersama 20 mahasiswa Fispol, Ia inging menggali lebih jauh
bagaimana pengelolaan Dana Desa yang akuntabel di Desa Bejiharjo.
Menanggapi maksud dan tujuan peserta study banding tersebut,
Kepala Desa Bejiharjo menyampaikan penggunaan dan pengelolaan pendapatan Dana
Desa dari APBN tahun 2017 sebesar Rp.1.160.200.000. Sebesar 39 persen dana
tersebut digunakan dalam bidang pembangunan desa dan 61 persen untuk
pemberdayaan masyarakat desa.
Dalam pengelolaan managemen BUMDes, Sariyanta menuturkan visi
BUMDes untuk pemberdayaan masyarakat. Salah satu pengelolaan managemen yang
terbesar adalah sektor pariwisata, yakni Goa Pindul.
Dijelaskan Sariyanta bahwa Goa Pindul adalah aset pemerintah
daerah yang diberikan kepada Dinas Pariwisata untuk dikelola. Setelah
berdirinya BUMDes, BUMDes dan Dispar menandatangani nota kesepakatan (MoU)
pengelolaan Obyek Wisata Goa Pindul.
Sebagai legalitas hukum, BUMDes Maju Mandiri tellah mengantongi
berbagai perijinan seperti AMDAL, UKL-UPL, TDUP Pariwisata Daya Tarik Wisata
Tirta. Untuk melayani wisatawan pihaknya telah bekerjasama dengan 11 operator
wisata/pokdarwis. Selain itu, BUMDes juga menyusun SOP (Standar Operasional
Prosedur) pada masing-masing unit usaha.
Dari
sekian materi yang diterima, Dani Iskandar mahasiswa prodi Ilmu Administrasi
Negara Univ. Ratu Samban turut mengetahui cara BUMDes menarik invertor untuk
bekerjasama melalui penyertaan modal sebesar 500 juta selama 4 tahun.